Segala jenis sabun
dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun mandi biasa, sabun
antiseptik, ataupun sabun cair. Namun, sabun antiseptik atau antibakteri
seringkali dipromosikan lebih banyak pada masyarakat. Hingga kini tidak ada
penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan
tertentu dapat membuat sesorang rentan pada organisme yang berada di lingkungan
sekitar kita.
Perbedaan sabun
antiseptik dan sabun biasa adalah sabun ini mengandung zat anti bakteri umum
seperti triklosan yang memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap
organisme teretentu. Namun, zat ini tidak resisten untuk oranisme yang tidak
terdapat di daftar, sehingga mereka mungkin tidak seefeektif seperti yang
sering diiklankan.
Mencuci tangan dengan
sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan
ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak. Setiap
tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal sebelum mencapai
umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun
juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing yang tinggal di dalam usus,
SARS, dan flu burung.
Pada
sebuah penelitian yang dipublikasikan Jurnal Kedokteran Inggris (British Medical Journal) pada 2007 menyatakan
bahwa mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung
tangan, dan pelindung, bisa jadi efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA
sepertiflu dan SARS. Temuan ini dipubikasikan setelah Inggris mengumumkan bahwa
mereka mengadakan obat-obatan anti virus sebagai persiapan pandemik flu yang
mungkin terjadi dimasa depan. Berdasarkan 51 penelitian, penelitian menemukan
bahwa pendekatan melalui perlindungan fisik yang murah sebaiknya diberikan
prioritas dalam rencana nasional mengatasi pendemik flu, saat bukti-bukti
banyak menunjukkan bahwa penggunaan vaksin dan obat-obatan anti virus tidak
efisien untuk menghentikan penyebaran influenza.
Dari
51 penelitian tersebut dibandingkan intervensi untuk mencegah penularan virus
ISPA dari binatang ke manusia atau manusia ke manusia dengan isolasi,
karantina, menjauhkan diri secara sosial, perlindungan diri dan perlindungan
melalui perilaku sehat, intervensi lainnya hingga tidak melakukan apapun juga.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa secara individual mencuci tangan dengan
sabun, menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung lebih efektif untuk
menahan laju penyebaran virus ISPA, dan lebih efektif lagi bila dikombinasikan.
Para peneliti juga akan mengadakan evaluasi lanjutan akan kombinasi manakah
yang terbaik untuk diterapkan. Penelitian lainnya yang dipublikasikan oleh Cochrane Library Journal pada tahun 2007
menemukan bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang sederhana
dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari hingga
virus pandemik yang mematikan.
Sebuah
penelitian lain tentang kebijakan kesehatan yang dilakukan oleh Bank Dunia
menunjukkan bahwa perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan sabun kurang
diromosikan sebagai perilaku pencegahan penyakit, dibandingkan promosi
obat-obatan flu oelh staf kesehatan. Hal ini diperparah apabila lokasi penduduk
terpencil dan sulit terjangkau media cetak maupun elektronik.
0 comments:
Post a Comment