Saat angin bertiup sangat kencang beberapa alergen yang
berasal dari luar rumah kadang menjadi masuk ke dalam rumah. Misalnya saja
rumput dan serbuk sari bunga yang bisa membuat mata dan hidung kita tersa
gatal. Selain alergen dari luar rumah ternyata banyak juga alergen yang hidup
berdampingan dengan kita di dalam rumah. Damapk yang paling sederhana adalah
kadang badang kita tersa gatal-gatal tanpa sebab yang jelas. Berikut ini
beberapa alergen yang biasa ada di dalam rumah kita:
Tungau Debu
Jika kita bukan orang yang menyukai serangga, maka kita juga pasti tidak
suka dengan tungau debu. Meskipun mereka tidak menggigit, tungau debu adalah
serangga mikroskopis yang makan serpihan sel-sel kulit kita yang telah mati.
Biasanya tungau debu bisa memperburuk kondisi para penderita asma. Tungau debu
bisa kita temukan di tempat-tempat yang lembut seperti tempat tidur, sofa,
ataupun di setiap sudut rumah kita. Karena mereka sangat menyukai tempat-tempat
yang lembab dengan suhu yang cukup tinggi.
Jamur
Dalam ekosistem jamur memiliki peranan yang cukup penting sebagai pemecah
bahan-bahan organik. Jamur sangat menyukai kondisi lingkungan yang gelap dan
lembab seperti di dalam tanah, kamar madi, ataupun di sekitar cendela rumah.
Jamur dapat tumbuh dengan baik di berbagai tempat selama kelembapan udaranya
sesuai. Reaksi alergi terhadap jamur dapat menyebabkan sakit kepala, kesulitan
bernafas, asma, iritasi kulit, bersin, pilek, maupun mata gatal.
Kecoa
Kecoa adalah salah satu serangga yang hampir seluruh
bagiannya bisa menimbulkan alergi, misalnya saja kotorannya, air liur, dan
tubuhnya. Serangga ini umumnya banyak berkembang di lingkungan perkotaan,
diperkirakan 78% - 98% rumah diperkotaan menjadi tempat hidup kecoa. Masalahnya
tidak semua kecoa menunujukkan dirinya di depan sang pemilik rumah. Gejala
alergi kecoa antara lain kulit gatal, sakit tenggorokan, mata gatal dan pilek.
Selain itu juga dapat memperburuk kondisi para penderita asma.
Bulu Heawan Peliharaan
Terdapat banyak orang yang alergi pada bulu hewan
peliharaan misalnya saja anjing dan kucing. Bulu-bulu tersebut terdiri dari
seripihan kulit dan protein dari air liur dan urine. Tetapi tidak semua orang
alergi dengan bulu-bulu ini. Dan ternyata spesies yang berbeda memiliki tingkat
resiko sebgai alergen yang berbeda-beda.
0 comments:
Post a Comment