Monday, January 25, 2016

Resiko Mengkonsumsi Telur




Sebelumnya kita sudah mengupas manfaat telur dan cara mengolah telur. Kali ini kita akan membahas beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena mengkonsumsi telur. 

v  Kolestrol

Lebih dari setengah kalori yang bisa dihasilkan telur berasal dari lemak pada kuning telurnya. Jadi cukup kuat alasan bagi orang-orang yang diet lemak menghindari mengkonsumsi telur. Dalam telur mengandung 27% lemak jenuh (palmitat, stearat, asam miristat). Pada putih telur terkandung 87% air dan 13% protein, dan sedikit atau bahkan sama sekali tidak mengandung lemak.

Sampai saat ini masih menjadi perdebatan apakah kuning telur secara langsung bisa mempengaruhi kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membatasi konsumsi kolestrol akan meningkatkan kolesterol baik di dalam tubuh (HDL), sehingga bisa mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh (LDL) yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Penelitian lain yang dilakukan pada orang sehat dengan mengkonsumsi telur sebutir sehari tidak meningkatkan resiko terserang penyakit jantung. Peningkatan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh lebih dimungkinkan saat kita mengkonsumsi makanan mengandung minyak jenuh.  (Link Minyak dan Lemak)

v  Resiko Penyakit Jantung

Penelitian meta analisis menyaebutkan bahwa tidak ada korelasi antara mengkonsumsi telur dengan resiko penyakit jantung. Tetapi jika kita mengkonsumsi empat butir dalam seminggu bisa meningkatkan resiko penyakit jantung sebesar 6%. Penenlitian lain menyebutkan resiko penyakit jantung dengan mengkonsumsi telur meningkat pada penderita diabetes. 


v  Kontaminasi Bakteri


Kontaminasi bakteri yang paling sering akibat bakteri Salmonella. Untuk menghindarinya kita harus menghindari kulit telur terkontaminasi kotoran. (LINK FOOD AND EGG). Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan kontaminasi bakteri Salmonella hanya terjadi satu banding 30.000 butir telur. Tapi apakah kita yakin yang kita konsumsi benar-benar bebas bakteri? Setiap daerah memiliki kondisi dan perlakuan terhadap telur yang berbeda-beda. Yang paling penting adalah perhatikan keutuhan dari cangkangnya, karena cangkang merupakan pertahanan utama bagi telur.

  v  Alergi

Salah satu alegi yang paling seringa pada bayi dan balita adalah alergi terhadap telur. Biasanya alergi terhadap putih telur lebih sering terjadi dibandingkan terhadap kuning telur. Jadi saat kita akan mengkonsumsi makanan olahan perhatikanlah label komposisinya, terdapat kandungan telur atau tidak. Terjadinya alergi disebabkan perbedaan kekebalan tubuh pada setiap individu, dan ditunjukkan dengan adanya perubahan fisik yang paling sederhana adalah gatal-gatal dan ruam. Alergi telur pada anaka-anak biasanya berakhir saat usia mereka lima tahun, tetapi ada juga yang tidak berakhir, tergantung dari kekebalan tubuhnya. 

v  Diagnosis 

Diagnosis yang paling sering dilakukan yaitu dengan mengkombinasi antara pengujian terhadap kulit, tes darah dan melihat catatan rinci tentang makanan dan minuman yang dikonsumsi.

v  Pengobatan

Saat ini tidak ada obat untuk alergi telur. Umumnya orang lebih memilih untuk menghindari telur. Bagi orang yang memiliki reaksi alergi yang cukup berat biasanya disarankan untuk membawa EpiPen (injeksi yang berisi ephinepphrine) saat keadaan darurat. Beberapa pengusaha makanan mensiasati hal ini dengan menggunakan bahan makanan lain pengganti telur, dengan sifat dan fungsi yang sama dengan telur tetapi tidak mengakibatkan alergi.


Sumber: wiki.org



0 comments:

Post a Comment

Copyright © HelloSehat | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top