Sebelumnya kita sudah mengupas
manfaat telur dan cara mengolah telur. Kali ini kita akan membahas beberapa
penyakit yang bisa ditimbulkan karena mengkonsumsi telur.
v Kolestrol
Lebih dari setengah kalori yang
bisa dihasilkan telur berasal dari lemak pada kuning telurnya. Jadi cukup kuat
alasan bagi orang-orang yang diet lemak menghindari mengkonsumsi telur. Dalam
telur mengandung 27% lemak jenuh (palmitat, stearat, asam miristat). Pada putih
telur terkandung 87% air dan 13% protein, dan sedikit atau bahkan sama sekali
tidak mengandung lemak.
Sampai saat ini masih menjadi
perdebatan apakah kuning telur secara langsung bisa mempengaruhi kesehatan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membatasi konsumsi kolestrol akan
meningkatkan kolesterol baik di dalam tubuh (HDL), sehingga bisa mengurangi
kolesterol jahat dalam tubuh (LDL) yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah. Penelitian lain yang dilakukan pada
orang sehat dengan mengkonsumsi telur sebutir sehari tidak meningkatkan resiko
terserang penyakit jantung. Peningkatan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh
lebih dimungkinkan saat kita mengkonsumsi makanan mengandung minyak jenuh. (Link Minyak dan Lemak)
v Resiko Penyakit Jantung
Penelitian meta analisis
menyaebutkan bahwa tidak ada korelasi antara mengkonsumsi telur dengan resiko
penyakit jantung. Tetapi jika kita mengkonsumsi empat butir dalam seminggu bisa
meningkatkan resiko penyakit jantung sebesar 6%. Penenlitian lain menyebutkan
resiko penyakit jantung dengan mengkonsumsi telur meningkat pada penderita
diabetes.
v Kontaminasi Bakteri
Kontaminasi bakteri yang paling
sering akibat bakteri Salmonella.
Untuk menghindarinya kita harus menghindari kulit telur terkontaminasi kotoran.
(LINK FOOD AND EGG). Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan kontaminasi
bakteri Salmonella hanya terjadi satu
banding 30.000 butir telur. Tapi apakah kita yakin yang kita konsumsi
benar-benar bebas bakteri? Setiap daerah memiliki kondisi dan perlakuan
terhadap telur yang berbeda-beda. Yang paling penting adalah perhatikan
keutuhan dari cangkangnya, karena cangkang merupakan pertahanan utama bagi
telur.
v Alergi
Salah satu alegi yang paling
seringa pada bayi dan balita adalah alergi terhadap telur. Biasanya alergi
terhadap putih telur lebih sering terjadi dibandingkan terhadap kuning telur.
Jadi saat kita akan mengkonsumsi makanan olahan perhatikanlah label
komposisinya, terdapat kandungan telur atau tidak. Terjadinya alergi disebabkan
perbedaan kekebalan tubuh pada setiap individu, dan ditunjukkan dengan adanya
perubahan fisik yang paling sederhana adalah gatal-gatal dan ruam. Alergi telur
pada anaka-anak biasanya berakhir saat usia mereka lima tahun, tetapi ada juga
yang tidak berakhir, tergantung dari kekebalan tubuhnya.
v Diagnosis
Diagnosis yang paling sering
dilakukan yaitu dengan mengkombinasi antara pengujian terhadap kulit, tes darah
dan melihat catatan rinci tentang makanan dan minuman yang dikonsumsi.
v Pengobatan
Saat ini tidak ada obat untuk
alergi telur. Umumnya orang lebih memilih untuk menghindari telur. Bagi orang
yang memiliki reaksi alergi yang cukup berat biasanya disarankan untuk membawa
EpiPen (injeksi yang berisi ephinepphrine) saat keadaan darurat. Beberapa
pengusaha makanan mensiasati hal ini dengan menggunakan bahan makanan lain
pengganti telur, dengan sifat dan fungsi yang sama dengan telur tetapi tidak
mengakibatkan alergi.
Sumber: wiki.org
0 comments:
Post a Comment