Sunday, January 24, 2016

Air Susu Ibu (ASI)



ASI (air susu ibu) merupakan asupan makanan bagi bayi yang tak tergantikan oleh apapu. Manfaat utama dari ASI antara lain banyak gizi, meningkatkan kekebalan tubuh, aman dan bersih, anti alergi dan yang pasti lebih ekonomis. Adanya faktor perlindungan dan kandungan gizi yang cukup membaut bayi menjadi lebih sehat dan menurunkan resiko kematian pada bayi. Beberapa penelitian epidemologi menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Kolorostum yang terdapat dalam ASI mengandung zat kekebalan tubuh10-17 kali lebih banyak dari susu sapi. 

Menurut rekomendasi dari WHO dan UNICEF sebaiknya anak hanya disusui ASI minimal selama enam bulan pertama. Makanan padat hanya boleh diberikan setelah usianya lebih dari enam bulan dan pemberian dilanjutkan dengan ASI selama dua tahun. Pengenalan dini makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan dalam kondisi tidak higietis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan terinfeksi organisme asing, sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit di antara anak-anak.
Pola menyusui dapat dibagi menjadi tiga anatara lain:
  1. Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes)
  2. Menyusui dominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman bernasis air, misalnya teh, sebagai makanan atau minuma prelakteral sebelum ASI keluar
  3. Menyusui parsial  adalah menyusui bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan, baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal.
Inisiasi menyusi dini (IMD) adalah memberikan ASI segara setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit sampai 1 jam pasca bayi dilahirkan. Tujuan dari IMD antara lain:
  1. Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang
  2. Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan dini
  3. Kontak kulit dengan kulitr antara ibu dan bayi akan meninggalkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi
  4. Mungurangi terjadinya anemia
Apabila ASI tidak langsung keluar pasca melahirkan maka bayi diberikan makanan prelakteal, yang berupa makanan atau minuman. Makanan prelakteal biasanya diberikan pada neonatus dengan proses menyusui lebih dari satu jam setelah presalinan dengan alasan ASI belum keluar ataupun alasan tradisi. Pemberian makanan prelakteal dapat diberikan oleh penolong persalinan atau oleh orang tua dan keluarga neonatus.
Makanan prelakteal biasanya diberikan kepada neonatus selama 1-2 hari selama ASI belum keluar. Asupan yang bisa diberikan antara lain susu formula, air kelapa, pisang, dan air tajin (air nasi). Meskipun ASI belum keluar atau sulit keluar bayi harus tetap diajarkan mengkonsumsi ASI langsung dari payudara ibunya. Dengan kontak kulit, mata dan emosi sejak dini akan merangsang aliran ASI, merangsang perkembangan emosi dan kecerdasan bayi. 
Makanan prelakteal ini berbahaya karena makanan ini dapat menggantikan kolostrum sebagai makanan sebagai makanan bayi yang paling awal. Bayi mungkin terkena diare, septisemia dan meningitis, bayi lebih mungkin menderita intoleransi terhadap protein di dalam susu formula, serta timbul alergi misalnya eksim. Pemberian makanan prelakteal sangat merugikan karena akan menghilangkan rasa haus bayi sehingga malas menyusui.

Sumber: depkes

0 comments:

Post a Comment

Copyright © HelloSehat | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top