Thursday, December 31, 2015

Jenis-jenis Hepatitis


Istilah hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri dan parasit, obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmune. Ada lima jenis hepatitis yaitu virus hepatitis A, B, C, D dan E. Antara hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berhubungan.

Hepatitis A

Penyebabnya adalah virus hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Selain itu merupakan hepatitis yang ringan, bersifat akut, sembuh spontan atau sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik.

Penularannya melalui fecal oral. Sumber penularan umumnya terjadi karena pencemaran air minum,
makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk dan personal hygiene rendah. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya IgM antibodi dalam serum penderita. Gejalanya bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati. Tidak ada pengobatan khusus hanya pengobatan pendukung dan menjaga keseimbangan nutrisi. Pencegahannya melalui kebersihan lingkungan, terutam terhadap makanan dan minuman dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Hepatitis B

Hepatitis B akut
Etiologinya virus hepatitis B dari golongan virus DNA. Masa inkubasinya 60-90 hari. Penularannya vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5% intra uterina. Penularan horisontal melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto, transplantasi organ. Diagnosis ditegakkan dengan test fungsi hati serum transaminase (ALT meningkat), serologi HbsAg dan IgM anti HBC dalam serum. Pengobatan tidak diperlukan antiviral, pengobatan umumnya bersifat simtomatis.
Pencegahannya:
Telah dilakukan penapisan darah sejak tahun 1992 terhadap bank darah melalui PMI.
Imunisasi yang sudah masuk program nasional , misalnya HBO (<12 jam), DPT/HB1 (2 bulan), DPT/HB2 (3 bulan), DPT/HB 3 ( 4 bulan).
Menghindari faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penularan.

Hepatitis B kronik
Hepatitis B kronik berkembang dari hepatitis B akut. Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi hepatitis B kronik. Sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30% menjadi penderita hepatits B kronik dan bila penularan saat dewasa maka hanya 5% yang menjadi penderita hepatitis B kronik. Hepatitis B kronik ditandai dengan HbsAg (hepatitis B surface antigen) positif (>6 bulan). Selain HbsAg, perlu diperiksa HbeAg (hepatitis B E-antigen, anti-Hbe dalam serum, kadar ALT (Alanin Amina Transferase), HBV-DNA (hepatitis B virus-deoxyribunukleic acid) serta biopsi hati. Biasanya tanpa tenag.
Sedangkan untuk pengobatannya saat ini telah tersedia 7 macam obat untuk hepatitis B (interferon alfa-2a, penginterferon alfa-2a, lamivudin, adefovir, entercavir, telbivudin dan tenofovir). Prinsip pengobatan tidak perlu terburu-buru tetapi jangan terlambat. Adapun tujuan pengobatan memperpanjang harapan hidup, menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis hepatis atau hepatoma.

Hepatitis C

Penyebab utamanya adalah sirosis dan kanker hati. Etiologi virus hepatitis C termasuk golongan virus RNA (Ribo Nuleic Acid. Masa inkubasi 2-24 minggu. Penularan hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik (Dus, tatto) transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan), hubungan seks dapat menularkan tetapi sangat kecil. Kronisitasnya 80% penderita akan menjadi kronik.
Pengobatan hepatitis C: kombinasi pegylated interferon dan ribavirin. Pencegahan hepatitis C dengan menghindari faktor risisko karena sampai saat ini belum tersedianya vaksin untuk hepatitis C.

Hepatitis D

Virus hepatitis D paling jarang ditemukan tapi paling berbahaya. Hepatitis D, juga disebut virus delta, virus ini memerlukan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus hepatits B. Tidak ada vaksin tetapi otomatis orang akan terlindungi jika telah diberikan imunisasi hepatitis B

Hepatitis E

Dahulu dikenal sebagai hepatitis non A-nonB. Etiologi virus hepatitis E termasuk virus RNA. Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan melalui fecal oral  seperti hepatitis A. Diagnosis dengan didapatkannya IgM dan IgG anti HEV pada penderita yang terinfeksi. Gejalanya ringan menyerupai gejala flu, sampai ikterus.
Pengobatannya belum ada pengoabatan antivirus
Pencegahannya dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuam
Vaksinasi hepatritis E belum tersedia

Sumber: depkes

0 comments:

Post a Comment

Copyright © HelloSehat | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top